topbella

Sabtu, 26 Mei 2012

OPTIMALISASI IT DALAM DUNIA PENDIDIKAN


Mengoptimalisasi IT Dalam Dunia Pendidikan

          Perkembangan IT dewasa ini telah merambah ke segala aspek dalam bidang kehidupan manusia. Bahkan ada anggapan orang yang tidak menguasai IT bisa diklarifikasikan sebagai orang yang buta aksara (Baca : Buta Teknologi) dan seolah dia hidup pada dunia yang asing. Bahkan ada sebuah sindiran, kalau jaman sekarang masih ada orang yang masih buta komputer (apalagi guru pemegang sertifikat pendidikan), berarti bukan salah komputernya namun orang tersebutlah yang tak layak hidup pada jamannya.
          Tidak ketinggalan pula dunia pendidikan tentunya semakin melaju pesat apabila ditunjang dengan penguasaan IT. Perkembangan teknologi komputer sebenarnya mengalami kemajuan pesat baru sekitar dua dasa warsa terakhir ini, namun demikian perkembangan itu seolah bisa berubah bahkan bisa mengacak-acak wajah dunia. Billgate pun menjadi orang terkaya di dunia bukan karena dia memproduksi benda yang berharga, barang mewah dan lux, namun “hanya” memproduksi program komputer (sotware) yang dari segi bahan baku tidak ada harganya, namun dibutuhkan oleh mayoritas makhluk penghuni bumi yang namanya manusia. Dia sendiri berangkat dari kegelisahannya ketika diberi tugas mengetik skripsi dengan rapi namun merasa kesulitan, akhirnya dari situlah dia mampu memutar otaknya sehingga terciptalah Microsoft yang bisa merajai dunia program perkomputeran sampai saat ini.
          Dewasa ini tidak ada satu bidang  atau satu pekerjaanpun di dunia yang tidak ada hubungannya dengan komputer dan teknologi informasi (IT). Semua bisa dibantu, diperingan, dipercepat, dipermudah, dipersimpel dan semuanya menjadi ringan dan mudah. Semula banyak membantu di bidang administrasi saja, namun belakangan lebih berkembang membantu pekerjaan di bidang manajemen, pengolahan, evaluasi dan analisis data sampai dengan pemanfaatan data berikutnya seperti controlling dalam sebuah sistem manajemen. Sehingga sekarang bermunculan berbagai macan sistem informasi berbasis IT ini.
          Bagaimana dengan pemanfaatan IT di bidang pendidikan dewasa ini. Memang banyak yang sudah mengalami perkembangan pesat dan sangat optimal dalam membantu dan memperingan sistem manajemen didunia pendidikan. Belum lagi dari segi administrasi jelas sangat membantu tugas keadministrasian perkantoran. Tetapi tidak sedikit pula pemanfaatan komputer sebatas sarana pengganti mesin ketik saja. Ini sungguh sangat ironis, alat yang canggih namun hanya dimanfaatkan ala kadarnya sehingga tidak banyak mambantu pekerjaan yang mestinya menjadi ringan. Ini semua terjadi karena keterbatasan kemampuan sumber daya  pengelolaannya, bukan kesalahan komputernya. Karena kecanggihan apapun perangkatnya ketika manusia si pengelola perangkat itu tidak menguasainya dengan baik maka yang terjadi adalah cultural lag atau kesenjangan budaya yaitu tidak imbangnya pekembangan teknologi dengan peradaban manusianya dimana teknologinya sudah melaju pesat namun manusiany masih “mbrangkang”.

PAS sebagai solusi sitstem administrasi dan manajemen sekolah
          Ditengah perkembangan IT dewasa ini yang terus mengalami revolusi dengan berbagai model, cara, sistem dan bentuk administrasi sesuai dengan kemampuan sang programer sistem administrasi tersebut, sekarang telah diluncurkan PAS (Program Aplikasi Sekolah) yang merupakan salah satu software manejemen dan pengelolahan data dalam dunia pendidikan. Bahkan dalam PAS ini seluruh manajemen pendidikan bisa diatasi di dalamny seperti administrasi keuangan, absensi kesiswaan dan guru, perpustakaan, cetak raport secara otomatis, pengolahan dan analisis hasil prestasi siswa, perkembangan peserta didik setiap saat. Namun kelihatannya PAS ini belum berjalan seperti apa yang diharapkan. Masih banyak sekolah yang belum menggunakan sistem PAS ini walaupun sebenarnya sangat membantu dalam manejeman sekolah.
          Kendala SDM yang kurang kapabel beraneka dalih klasik yang dibuat-buat kelihatannya masih menyelimuti PAS untuk bisa lebih berkembang lagi. Sebenarnya untuk mengatasi itu, bisa dilakukan dengan kerjasama dengan SEAMOLEC (SouthAsian Minister of Education Organisation Regional Open Learning) atau kerjasama Kementerian Pendidikan Indonesia se Asia Tenggara dalam rangka meningkatkan kualitas SDM guru, selain dengan berbagai model pelatihan-pelatihan yang jumlahnya berjibun. Pelatihan-pelatihan ini memang harus sering dan terjadwal secara rutin kalau ingin terus mengembangkan kemampuan sang Umar bakri. Dan akhirnya hasil yang dipetikpun cukup membanggakan. Dunia IT seolah menjadi makanan pokok kedua bagi guru.
          Salah satu pemanfaatan TI adalah absen guru misalkan, sudah memakai sidik jari sehingga sulit untuk titip tada tangan bagi guru yang tidak masuk kerja serta bisa terpantau dengan jelas kapan guru datang dan kapan guru yang bersangkutan pulang. Demikian juga dalam manajemen kelas, kepala sekolah bisa membantu proses pembelajaran di semua kelas dalam setiap kesempatan dari manapun dia berada karena semua kelas karena di semua kelas terpasang CCTV yang telah tersambung dengan internet. Bukan hanya kepala sekolah, namun semua orangtua juga bisa memantau aktivitas belajar anak beserta materi apa yang dipelajari di kelas setiap saat melalui jaringan internet tersebut termasuk presensi masuk sekolah tidaknya bisa terpantau dengan cepat beserta data aktivitas dan perkembangan hasil belajar anaknya sekaligus.
          Sebenarnya dengan pemanfaatan IT dalam manajemen pendidikan sangat mempermudah dan mengurangi resiko gesekan antar personal mengingat ketika manajemen dilaksanakan dengan komputerisasi, maka tidak ada yang menyalahkan orang lain yang ada hanya menyalahkan programnya, dan tentunya itu tidak dilakukan kecuali oleh orang yang kurang waras saja. Namun demikian kekompakan kerja malalui jalinan silaturahmi juga harus terjaga dengan baik ketika ingin mewujudkan suatu team work yang tangguh, karena bagaimanapun juga dunia IT tidak bisa menggantikan jalinan ikatan hati melalui sambungan tali silaturahmi yang memang diperintahkan oleh Allah SWT. Kota bukan orang barat yang cenderung kerja individual namun kerja bareng merupakan karakter bangsa Indonesia yang perlu terus dikembangkan ditengah pencarian jati diri wajah pendidikan dewasa ini.
          Dengan pemanfaatan IT dalam dunia pendidikan sangat membantu dan memperingan tugas pengelola lembaga pendidikan dan para guru dalam menjalankan kewajibannya. Selain itu dalam proses pembelajaran hasil yang diharapkan jauh lebih baik dibanding dengan sistem manual yang sudah puluhan tahun dilakukan oleh guru. Tugas gurupun akan terbantu dan menjadi semakin ringan. Apalagi tuntutan kerja dan administrasi guru luar biasa biasanya banyaknya ditengah proses profesionalitas tenaga pendidik melalui program sertifikasi pendidik. Sehingga guru kalau kerjanya tidak semakin baik akan disorot oleh semua pihak.

IT dalam proses pembelajaran
          Pembelajaran modern memang tidak bisa dipisahkan denagn IT. Menurut Andri Wahyu Pradana Master Teacher Microsoft, yang sudah melanglang buana ke seluruh Indonesia untuk mengisi berbagai pelatihan IT, ada beberapa peran IT dalam proses pembelajaran. Peran pertama adalah sebagai simulasi kasus untuk mempermudah dan mengkongkritkan materi yang bersifat abstrak sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Karena selama ini banyak materi pebelajaran yang bersifat verbal sehingga sulit untuk dipahami, akibatnya anak cenderung menghapal saja yang merupakan jalan pintas dari pada kesulitan memahami pelajaran tersebut.
          Fungsi yang kedua adalah animasi peristiwa. Tsunami misalkan yang selama ini sering diajarkan, namun susah memberi contoh konkritnya karena jarang yang terdokumentasikan proses terjadinya, sehingga dengan membuat animasi proses terjadinya tsunami, anak lebih mudah memahami materi tersebut. Demikian juga gempa bumi, gunung meletus atau peristiwa alam lain bisa dipelajari dengan mudah oleh peserta didik dengan membuat animasi proses terjadinya pristiwa tersebut. Bahkan semua mata pelajaran bisa dibuat animasi-animasi yang menarik untuk proses pembelajaran.
          Fungsi yang ketiga adalah dalam pengembangan pembelajaran mandiri oleh siswa. Dengan IT siswa bisa mempelajari kajian ilmu tertentu tanpa harus melalui guru, sehingga guru betul-betul hanya menjadi fasilitator dan motifator dalam proses pembelajaran saja. Apalagi kalau dalam pembelajaran berbasis IT ini ada penugasan secara mandiri pula ternyata kemampuan anak akan tereksplorasi dengan baik tanpa harus dibatasi dengan ruang dan waktu. Berdasarkan pantauan dan pengalaman Andri sendiri pembelajaran model ini ternyata sangat membantu tumbuh kembangnya kreatifitas peserta didik. Kalau hal ini banyak manfaatnya, mengapa para guru tidak memanfaatkannya? Penugasan siswa melalui blog guru sekaligus menjawab ulangan dan tugas memalui internet tenyata jauh lebih tinggi perananya dalam memancing kreatifitas peserta didik.
          Fungsi lainnya adalah dalam hal presentasi. Tentunya dalam hal ini seorang tutor, fasilitator dan guru harus membuat presentasi yang baik, benar dan menarik sehingga bisa memancing rasa keingintahuan siswa, menambah dahaga siswa terhadap ilmu pngetahuan sehingga siswa akan terus mengembangkan potensi yang dimilikinya. Namun kembali menurut Andri, sering dijumpai dalam presentasi yang menggunakan power point guru hanya memindah buku saja ke dalam bentuk slide power point. Kalau hanya ini yang dilakukan tentunya tidak banyak pengaruhnya dalam memacu perkembangan anak didik.
          Inipun sudah mendingan mengingat berdasarkan pantauan di lapangan ternyata tidak banyak guru yang mau menyiapkan diri dengan membuat power point yang bagus. Yang lebih parah bila hanya guru memutar slide power point sehingga sang anak hanya disuguhi tampilan film sepanjang materi pelajaran. Dalam hal power point ini mestinya guru hanya membuat poin-poin atau pokok-pokok materi pelajaran saja sehingga pelajaran menjadi menarik dan memancing rasa keingintahuan siswa sehingga gurupun haru tetap berperan dominan dalam menentukan jalannya orkestra pembelajaran, sehingga sang anak bisa betul-betul menjadi pemeran utama dalam orkestra proses penggalian ilmu pengetahuan melaluli proses pembelajaran. Mereka bisa menemukan, membuat dan mendiskusikan power point yang dibuatnya sendiri serta diharapkan bisa terus mengembangkan dengan bentuk yang lain. Ada kecenderungan anak lebih peka dan cepat dalam mengikuti perkembangan IT ini sehingga kalau guru tidak mengikutinya tidak mustahil akan jauh ketingglan dengan anak didiknya.
          Untuk itu semua butuh daya dukung sarana dan kemampuan SDM yang memadai. Memang program peningkatan kualitas SDM ini bukan suatu pekerjaan yang mudah untuk dicapai dalam waktu sekejab seperti pembangunan fisik. Memerlukan waktu yang panjang, setrategi yang bagus serta ketajaman intuisi dan naluri manajerial seorang pemimpin yang handal. Namun juga butuh keuletan dan ketlatenan. Belum lagi banyaknya benturan dari dalam maupun dari luar. Banyak guru di republik ini merasa nyaman dengan kemampuan yang dialaminya saat ini sehingga merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, dimampui, dikerjakan dan dihasilkan. Kalau hal ini terjadi, sulit rasanya pendidikan dipacu perkembangnnya. Guru butuh cas seperti accu, butuh pupuk seperti tanaman, butuk setrum seperti HP yang akan kehabisan energi kalau tidak sering diisi, dimotivasi dan diberi dorongan untuk terus mengasah dan menuangi dirinya dengan ilmu pengetahuan. Kalau guru sudah pesimis, stagnan dan merasa aman pada apa yang sudah dialami dan dikerjakan, ini pertanda kehancuran dunia pendidikan tinggal menunggu waktunya. Guru harus terus dipacu dengan berbagai cara agar melaju dengan kencang mengejar ketertinggalan pendidikan dengan negara lain. Karena bagaimanapun juga guru merupakan faktor paling dominan dalam proses percepatan peningkatan kualitas pendidikan yang semakin banyak. Selamat berjuang guru. Masa depan negeri ini ada di pundakmu.

………………………………………………………………………………………………….
Sumber :
DINAMIKA GURU
VOLUME 4 NO.3 NOVEMBER TAHUN 2010
Dra. Hj. Nunuk Sri Murni, M.Pd
Kepala SMPN 1 Jetis - Ponorogo

0 komentar:

Posting Komentar

 
hawinda© Designed by: Compartidisimo